Review "Pitch Perfect"
Directed by Jason
Moore Produced by Elizabeth
Banks, Paul Brooks, Max Handelman Written by Kay Cannon (screenplay),
Mickey Rapkin (book,Pitch Perfect) Starring Anna
Kendrick, Brittany Snow, Skylar Astin, Rebel Wilson, Anna Camp, Ben Platt, Hana
Mae Lee, Ester Dean, Adam DeVine, Christopher Mintz-Plasse, Alexis Knapp,
Utkarsh Ambudkar, Jinhee Joung, Elizabeth Banks, John Michael Higgins, Freddie
Stroma, John Benjamin HickeyMusic by Christophe
Beck, Mark Kilian Cinematography Julio Macat Editing by Lisa Zeno Churgin Studio Brownstone
Productions/Gold Circle FilmsRunning time 112minutes Country United
States Language English
Beca
Mitchell (Anna Kendrick) adalah sesosok gadis yang memiliki impian untuk pindah
ke Los Angeles, Amerika Serikat, dan mengejar mimpinya untuk menjadi
seorang disc jockey. Sayangnya, ia justru terjebak dan menjadi
mahasiswi di Barden University akibat paksaan sang ayah (John Benjamin Hickey).
Sementara itu, kelompok akapela wanita asal universitas tersebut – yang
menamakan diri mereka sebagai The Barden Bellas – sedang membutuhkan
bakat-bakat penyanyi baru untuk memulihkan nama mereka yang terlanjur tercoreng
akibat kekalahan yang memalukan pada ajang International Championship of
Collegiate A Cappella. Oh, selain merupakan seorang musisi yang bebakat, Beca
juga memiliki talenta menyanyi yang cukup lumayan. Dan, seperti yang dapat
ditebak oleh semua orang, Beca akhirnya bergabung dengan The Barden Bellas.
Mengingat
bahwa keterlibatannya pada The Barden Bellas diawali karena merasa terpaksa,
jelas Beca kemudian menganggap seluruh kegiatan kelompok akapela tersebut
sebagai sebuah beban – apalagi ditambah dengan perlakuan keras dan sinis yang
datang dari pemimpin kelompok tersebut, Aubrey Posen (Anna Camp). Namun, secara
perlahan, Beca mulai menikmati seluruh aktivitas tersebut, khususnya karena hal
tersebut telah mendekatkannya dengan Jesse (Skylar Astin), pemuda tampan yang
sebenarnya merupakan anggota dari kelompok akapela pria Barden University yang
menjadi saingan The Barden Bellas, The Treble Makers. Kedekatan Beca dan Jesse
sendiri mulai mendapat banyak tentangan dari Aubrey yang secara tidak langsung
memberikan ketegangan pada anggota The Barden Bellas lainnya.
Silahkan.
Anda dapat menggambarkan Pitch Perfect sebagai kombinasi plot
penceritaan dari serial televisi Glee, Bring It On (2000), Mean
Girls (2004) hingga Bridesmaids (2011).
Pun begitu, tidak akan ada yang dapat menyangkal bahwa penulis naskah Kay
Cannon – yang mungkin lebih dikenal sebagai salah seorang punggawa barisan
penulis naskah serial televisi 30 Rock, mampu mengelola berbagai
plot familiar tersebut menjadi sebuah jalan penceritaan yang sangat
menyenangkan. Jalan cerita Pitch Perfect dipenuhi dengan
dialog-dialog bernuansa humor cerdas yang terjalin antar setiap karakter namun
tetap mampu menghadirkan esensi kisah romansa dan persahabatan di sela-sela
berbagai candaan tersebut.
Bagian
terlemah dalam film ini mungkin berada pada dangkalnya karakterisasi yang
dihadirkan Cannon untuk setiap tokoh yang hadir dalam jalan cerita film ini.
Cannol serasa hanya menempatkan masing-masing karakter pada perputaran kisahnya
masing-masing tanpa pernah mau memberikan mereka sebuah latar belakang maupun
kepribadian yang mampu membuat penonton setidaknya merasa terikat pada mereka.
Masing-masing penggambaran karakter juga terlihat begitu khas film-film drama
komedi Hollywood: gadis pemberontak yang mengejar impiannya, pria tampan yang
penuh dengan daya tarik, pria dengan kualitas standar namun menganggap dirinya
penuh daya tarik, gadis yang ingin setiap kondisi berada dibawah aturannya, gadis
yang pemalu hingga gadis yang tidak pernah malu untuk menunjukkan siapa dirinya
yang sebenarnya. Standar dan tanpa keistimewaan apapun.
Diluar
lemahnya karakterisasi dan jalan cerita yang terasa begitu ‘khas drama komedi
Hollywood,’ Pitch Perfect jelas mendapatkan keunggulannya dari
penampilan musikal yang disajikan di sepanjang durasi film. Interpretasi ulang
atas banyak lagu-lagu popular dari masa lalu seperti The Sign dari
Ace of Base, Eternal Flame dari The Bangles, No
Diggitydari Blackstreet, Don’t You (Forget About Me) dari
Simple Minds hingga lagu-lagu popular teranyar seperti Since U Been
Gone dari Kelly Clarkson, S&M dari Rihanna, Party
in the USA dari Miley Cyrus dan Price Tag dari Jessie
J ditampilkan dengan sangat catchy dan dipastikan dapat membuat
setiap penonton turut larut menyanyikan deretan lagu tersebut sekaligus
melupakan berbagai kelemahan yang sebenarnya jelas tertera di kualitas
penulisan naskah film ini.
Yang
tak kalah menarik adalah penampilan yang disajikan oleh deretan pengisi departemen
akting film ini. Dipimpin oleh Anna Kendreick, Pitch Perfect menampilkan
jajaran pemeran yang mampu tampil dengan daya tarik yang kuat sertachemistry yang
erat antara setiap karakter. Jika Kendrick dan Skyler Astin menjadi pasangan
yang sepertinya wajar menjadi idola penonton, maka Rebel Wilson yang memerankan
karakter Fat Amy yang bermulut dan berlaku lantang jelas menjadi pencuri
perhatian utama dalam film ini – sebuah trik yang sebelumnya pernah dilakukan
Melissa McCarthy dalam Bridesmaids. Sayang, Brittany Snow – yang
penampilan musikalnya sebenarnya telah terasah dan teruji dalamHairspray (2007),
kurang mendapatkan porsi penceritaan yang cukup dalam film ini.
Nama:
Ghassani Hashifah M
NPM
: 13112130
Kelas
: 2KA37
No comments:
Post a Comment