Sunday 30 June 2013

Cerpen : Manusia dan Cinta Kasih

Mata Kuliah: Ilmu Budaya Dasar
Nama: Ghassani Hashifah M
Kelas: 1KA38

Cerpen Ilmu Budaya Dasar
Manusia dan Cinta Kasih





“mau membohongi dirimu sampai kapan Styles?” Reza memandang Harry dengan kening berkerut.
“Membohongi apa maksudmu? Aku sama sekali gak paham” Harry hanya terkekeh kecut menanggapi pertanyaan Reza.
“ini memang kau yang bodoh atau apa sih? Masih mau berbohong kau suka padanya? Tak usah mengalihkan pembicaraan Har,aku sahabatmu dari kecil. Tak mungkin aku susah menebakmu. Apalagi dengan perilakumu yang sekarang.” Reza menghembuskan nafasnya,menepuk pundak Harry yang menunduk.
“But Rez,i just...”
“Kau hanya takut dia tidak punya perasaan padamu karena perlakuanmu padanya kan? Salahmu sendiri dari awal” pandangan sinis Reza membuat Harry sedikit bergidik ngeri.
“pikirkan baik-baik. Kalau kau terus menyembunyikannya,kau semakin sakit” Reza pun menepuk pundak Harry dan meninggalkannya sendirian di lapangan basket dengan fikiran yang kacau.
**********************************************************************************
“Anna!!!”
 Harry berteriak sambil berlari menyusuri lorong sekolah,sehingga perhatian terpusat padanya. Anna hanya memutar mata dan berdecak kesal karena malu pada Harry yang berteriak memangilnya.
“apalagi tuan Styles ? tidak cukup kau tadi pagi merusak moodku?” jawab  Anna dengan ketus.
“hey calm down baby girl. Kau datang kerumahku ya lusa malam ya?” Harry meminta pada Anna dengan cengiran maut miliknya.
“aku gak mempan sama senyummu ya. Eh? Buat apa aku kerumahmu? Kau saja,kau yang butuh kan? Aku malas kalau aku yang kesana”
“eeer ayolah An,ini permintaan Gemma” Harry berdecak kesal dengan sedikit memaksa.
“Gemma? Mmm oke akan kupikirkan kembali” Anna pun berjalan melalui Harry yang kebingungan dengan sikap Anna.
“hei tunggu,kau kenapa sih? Tinggal bilang iya.apa susahnya?” Harry menarik tangan Anna dan mencegahnya untuk pergi.
“oh well? Kau masih bertanya? Tidak cukup kau menggangguku setiap hari? Menghinaku dengan perkataan kejammu? Memperlukanku didepan anak-anak? Fikirkan saja! Maaf,tapi ajakanmu tidak kuterima. Sampaikan maafku pada gemma”
Anna pun berlari meninggalkan Harry sendirian di depan ruang musik. Seketika beberapa tetes air mata keluar dan mengalir dipipinya. Dia merasa sudah kesal pada sikap Harry yang tak pernah menghargainya sebagai teman. Atau apapun itu. Awalnya Anna memang masih bisa memaafkannya,tetapi kali ini dia benar-benar merasakan kesal yang amat sangat. Harry pun melihat kepergian Anna dengan rasa bersalah di hatinya.
“hey Ann,kau kenapa?” ujar Emma,sahabat Anna. Anna hanya menggeleng lalu memeluk Emma seerat mungkin dan membiarkan airmatanya mengalir dipundak Emma.
“ssh tenangkan saja dirimu dulu,baru kau boleh menceritakannya padaku” Emma membelairambut Anna dan Anna pun mengangguk pelan.

Anna’s POV
“sudah merasa tenang?” tanya Emma yang menyuguhiku air mineral. Aku hanya mengangguk lemah.
“ada apalagi Ann?  Harry lagi?” pertanyaan Emma membuatku kembali teringat tentang kejadian menyebalkan tadi. Aku pun mengagguk kembali.
“Aku hanya heran mengapa diaseenaknya bilang mengapa aku menolak ketika dia menyuruhku kerumahnya. Dia tidak ingat apa yang selama ini dia lakukan padaku?” aku kembali merasa jengkel teringat kelakuan Harry.
“Dia seperti itu punya alasan Ann. Dia menyukaimu” Nafasku tercekat saat mendengar perkataan Emma. Dia hanya tertawa kecil melihat reaksiku yang aneh
“kau gila Emm,mana mungkin?” aku menikut dengkul Emma hingga dia kesakitan
“aaaw jangan begitu padaku. Aah aku tau kenapa kau bertingkah aneh. Kau menyukai dia juga kan? Hahaha’ kali ini  aku hanya mengernyitkan dahiku. Aku merasakan pipiku memerah sekarang saat aku melihat Harry didepan pintu kelas.
“i know you like him. Jangan bohongin diri sendiri Ann. Go on” Emma berbisik padaku lalu meninggalkanku dikelas bersama Harry.
Aku hanya kaget melihat Harry tersenyum padaku. Aku pun membalas senyum Harry.

Harry’s POV
Senyuman Anna membuatku jadi sedikit gugup. Niatanku menemuinya hanyalah untuk meminta maaf,tetapi entah kenapa omongan Reza selalu terngiang difikiranku. Dan mungkin kesempatan ini akan kulakukan untuk menyatakan semuanya.
“uuum Ann,aku benar-benar minta maaf atas semua yang kuperbuat padamu selama ini. Aku benar-benar merasa bersalah padamu.” Aku memandangnya dengan bingung. Anna hanya tersenyum kecut padaku
“minta maaf? Segampang itu? Setelah semua yang kau perbuaat?” Suara Anna meninggi dan semakin membuatku bingung.
“Ann,aku tau kau pasti marah sekali pada perbuatanku selama ini. Aku benar-benar tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya” aku pun terdiam. Tenggorokanku seperti tercekat untuk mengatakan sesuatu padanya.
“Hanya apa? Hanya ingin memperlakukanku seperti badut didepan anak-anak? Itu maumu kan?” kulihat wajah Anna yang memerah seperti menahan tangis. Aku tidak tega melihatnya seperti ini.
“itu.. karena aku peduli padamu. Aku tak mengerti haruss mengatakannya seperti apa. Maka dari itu aku selalu menyakiti hatimu Ann. Aku peduli. Tak lain” akhirnya aku bernafas lega ketika semuanya sudah kukatakan tanpa hambatan. Kulihat Anna memandangku tidak percaya. Aku hanya terkekeh melihatnya.
“kau bercanda?”
“aku sama sekali tiddak bercanda Ann” aku tersenyum tulus padanya.
“aku menyayangimu,makanya aku berbuat seperti itu agar aku bisa menjagamu. Tapi dugaanku salah. Itu malah membuatku dibenci olehmu” aku hanya menggaruk leher belakangku. Kulihat Anna tersenyum padaku.
“aku sama sekali tidak membencimu Harry,sungguh” aku membuka mataku dan kulihat sekarang Anna lah yg menertawaiku.
“jadi kau?” aku bertanya bingung dengan pernyataan yang baru dilontarkan oleh Anna.
“aku juga peduli padamu. Mana mungkin aku membencimu.” Tiba-tiba senyum mengembang diwajahku hingga membuat pipiku sedikit sakit. Aku pun melompat kegirangan dan Anna hanya terkekeh pelan melihat tingkahku.
“terima kasih Ann,jadi kita sekarang teman baik kan?” aku bertanya dengan penuh semangat. Anna hanya memainkan alisnya yang menandakan dia sedang berfikir.
“apa mungkin lebih dari teman?” aku mengeluarkan senyumku dan dia hanya memutar mata dan tertawa. Aku pun menghampirinya dan merangkulnya dengan erat. Dia pun tersenyum padaku dan aku membalas senyumnya.
“oke teman baik..mungkin lebih dari teman” jawab Anna tersipu. Senyumku pun semakin mengembang dan semua sudah berakhir. Tidak ad lagi kebencian diantara aku dan Anna,teman baikku. Atau mungkin lebih dari teman? Hahahah


No comments:

Post a Comment

Pages - Menu