Nama: Ghassani Hashifah M
Kelas: 1KA38
Cerpen Ilmu Budaya Dasar
Manusia dan Cinta Kasih
“mau
membohongi dirimu sampai kapan Styles?” Reza memandang Harry dengan kening
berkerut.
“Membohongi
apa maksudmu? Aku sama sekali gak paham” Harry hanya terkekeh kecut menanggapi
pertanyaan Reza.
“ini
memang kau yang bodoh atau apa sih? Masih mau berbohong kau suka padanya? Tak
usah mengalihkan pembicaraan Har,aku sahabatmu dari kecil. Tak mungkin aku
susah menebakmu. Apalagi dengan perilakumu yang sekarang.” Reza menghembuskan
nafasnya,menepuk pundak Harry yang menunduk.
“But
Rez,i just...”
“Kau
hanya takut dia tidak punya perasaan padamu karena perlakuanmu padanya kan?
Salahmu sendiri dari awal” pandangan sinis Reza membuat Harry sedikit bergidik
ngeri.
“pikirkan
baik-baik. Kalau kau terus menyembunyikannya,kau semakin sakit” Reza pun
menepuk pundak Harry dan meninggalkannya sendirian di lapangan basket dengan
fikiran yang kacau.
**********************************************************************************
“Anna!!!”
Harry berteriak sambil berlari menyusuri
lorong sekolah,sehingga perhatian terpusat padanya. Anna hanya memutar mata dan
berdecak kesal karena malu pada Harry yang berteriak memangilnya.
“apalagi
tuan Styles ? tidak cukup kau tadi pagi merusak moodku?” jawab Anna dengan ketus.
“hey
calm down baby girl. Kau datang kerumahku ya lusa malam ya?” Harry meminta pada
Anna dengan cengiran maut miliknya.
“aku
gak mempan sama senyummu ya. Eh? Buat apa aku kerumahmu? Kau saja,kau yang
butuh kan? Aku malas kalau aku yang kesana”
“eeer
ayolah An,ini permintaan Gemma” Harry berdecak kesal dengan sedikit memaksa.
“Gemma?
Mmm oke akan kupikirkan kembali” Anna pun berjalan melalui Harry yang
kebingungan dengan sikap Anna.
“hei
tunggu,kau kenapa sih? Tinggal bilang iya.apa susahnya?” Harry menarik tangan
Anna dan mencegahnya untuk pergi.
“oh
well? Kau masih bertanya? Tidak cukup kau menggangguku setiap hari? Menghinaku
dengan perkataan kejammu? Memperlukanku didepan anak-anak? Fikirkan saja!
Maaf,tapi ajakanmu tidak kuterima. Sampaikan maafku pada gemma”
Anna
pun berlari meninggalkan Harry sendirian di depan ruang musik. Seketika
beberapa tetes air mata keluar dan mengalir dipipinya. Dia merasa sudah kesal
pada sikap Harry yang tak pernah menghargainya sebagai teman. Atau apapun itu.
Awalnya Anna memang masih bisa memaafkannya,tetapi kali ini dia benar-benar
merasakan kesal yang amat sangat. Harry pun melihat kepergian Anna dengan rasa
bersalah di hatinya.
“hey
Ann,kau kenapa?” ujar Emma,sahabat Anna. Anna hanya menggeleng lalu memeluk
Emma seerat mungkin dan membiarkan airmatanya mengalir dipundak Emma.
“ssh
tenangkan saja dirimu dulu,baru kau boleh menceritakannya padaku” Emma
membelairambut Anna dan Anna pun mengangguk pelan.
Anna’s
POV
“sudah
merasa tenang?” tanya Emma yang menyuguhiku air mineral. Aku hanya mengangguk
lemah.
“ada
apalagi Ann? Harry lagi?” pertanyaan
Emma membuatku kembali teringat tentang kejadian menyebalkan tadi. Aku pun
mengagguk kembali.
“Aku
hanya heran mengapa diaseenaknya bilang mengapa aku menolak ketika dia
menyuruhku kerumahnya. Dia tidak ingat apa yang selama ini dia lakukan padaku?”
aku kembali merasa jengkel teringat kelakuan Harry.
“Dia
seperti itu punya alasan Ann. Dia menyukaimu” Nafasku tercekat saat mendengar
perkataan Emma. Dia hanya tertawa kecil melihat reaksiku yang aneh
“kau
gila Emm,mana mungkin?” aku menikut dengkul Emma hingga dia kesakitan
“aaaw
jangan begitu padaku. Aah aku tau kenapa kau bertingkah aneh. Kau menyukai dia
juga kan? Hahaha’ kali ini aku hanya
mengernyitkan dahiku. Aku merasakan pipiku memerah sekarang saat aku melihat
Harry didepan pintu kelas.
“i
know you like him. Jangan bohongin diri sendiri Ann. Go on” Emma berbisik
padaku lalu meninggalkanku dikelas bersama Harry.
Aku
hanya kaget melihat Harry tersenyum padaku. Aku pun membalas senyum Harry.
Harry’s
POV
Senyuman
Anna membuatku jadi sedikit gugup. Niatanku menemuinya hanyalah untuk meminta
maaf,tetapi entah kenapa omongan Reza selalu terngiang difikiranku. Dan mungkin
kesempatan ini akan kulakukan untuk menyatakan semuanya.
“uuum
Ann,aku benar-benar minta maaf atas semua yang kuperbuat padamu selama ini. Aku
benar-benar merasa bersalah padamu.” Aku memandangnya dengan bingung. Anna
hanya tersenyum kecut padaku
“minta
maaf? Segampang itu? Setelah semua yang kau perbuaat?” Suara Anna meninggi dan
semakin membuatku bingung.
“Ann,aku
tau kau pasti marah sekali pada perbuatanku selama ini. Aku benar-benar tidak
bermaksud apa-apa. Aku hanya” aku pun terdiam. Tenggorokanku seperti tercekat
untuk mengatakan sesuatu padanya.
“Hanya
apa? Hanya ingin memperlakukanku seperti badut didepan anak-anak? Itu maumu
kan?” kulihat wajah Anna yang memerah seperti menahan tangis. Aku tidak tega
melihatnya seperti ini.
“itu..
karena aku peduli padamu. Aku tak mengerti haruss mengatakannya seperti apa.
Maka dari itu aku selalu menyakiti hatimu Ann. Aku peduli. Tak lain” akhirnya
aku bernafas lega ketika semuanya sudah kukatakan tanpa hambatan. Kulihat Anna
memandangku tidak percaya. Aku hanya terkekeh melihatnya.
“kau
bercanda?”
“aku
sama sekali tiddak bercanda Ann” aku tersenyum tulus padanya.
“aku
menyayangimu,makanya aku berbuat seperti itu agar aku bisa menjagamu. Tapi
dugaanku salah. Itu malah membuatku dibenci olehmu” aku hanya menggaruk leher
belakangku. Kulihat Anna tersenyum padaku.
“aku
sama sekali tidak membencimu Harry,sungguh” aku membuka mataku dan kulihat
sekarang Anna lah yg menertawaiku.
“jadi
kau?” aku bertanya bingung dengan pernyataan yang baru dilontarkan oleh Anna.
“aku
juga peduli padamu. Mana mungkin aku membencimu.” Tiba-tiba senyum mengembang
diwajahku hingga membuat pipiku sedikit sakit. Aku pun melompat kegirangan dan
Anna hanya terkekeh pelan melihat tingkahku.
“terima
kasih Ann,jadi kita sekarang teman baik kan?” aku bertanya dengan penuh
semangat. Anna hanya memainkan alisnya yang menandakan dia sedang berfikir.
“apa
mungkin lebih dari teman?” aku mengeluarkan senyumku dan dia hanya memutar mata
dan tertawa. Aku pun menghampirinya dan merangkulnya dengan erat. Dia pun
tersenyum padaku dan aku membalas senyumnya.
“oke
teman baik..mungkin lebih dari teman” jawab Anna tersipu. Senyumku pun semakin
mengembang dan semua sudah berakhir. Tidak ad lagi kebencian diantara aku dan
Anna,teman baikku. Atau mungkin lebih dari teman? Hahahah